WA 0813-8792-7402 | JUAL AFB1(Aflatoxin B1) ELISA Kit

Aflatoxin adalah sekumpulan senyawa toksik/beracun dari fungi (mikotoksin) dan merupakan senyawa yang mematikan dan karsinogenik untuk manusia dan hewan. Senyawa ini pertama kai ditemukan pada tahun 1960-an ketika secara mendadak seratus ribu kalkun mati oleh sebab Turkey X disease di uganda dan kenya. Para ahli jamur menemukan bahwa kacang tanah dari daerah Brazil memiliki racun untuk bebek. Spesies penghasil Aflatoxin adalah segolongan fungi (jenis kapang) dari genus Aspergillus terutama A. flavus dan A. parasiticus yang berasosiasi dengan produk-produk biji-bijian berminyak atau berkarbohidrat tinggi. Aflatoxin juga dapat dijumpai pada susu yang dihasilkan hewan ternak.
Aflatoxin B1 adalah senyawa yang paling toksik diantara golongan Aflatoxin lainnya, Aflatoxin B1 ini berpotensi merangsang kanker terutama kanker hati. Serangan toksin yang paling ringan adalah iritasi ringan akibat kematian jaringan. Pemaparan pada kadar tinggi dapat menyebabkan sirosis, karsinoma pada hati, gangguan pencernaan (penyerapan bahan makanan, dan metabolisme nutrien). Aflatoxin B1 padai hati akan bereaksi menjadi epoksida yang sangat reaktif terhadap senyawa-senyawa di dalam sel. Efek karsinogenik terjadi karena basa N guanin pada DNA akan diikat dan mengganggu kerja dari gen.

Aflatoxin B1 memiliki potensi karsinogenik yang bervariasi antar spesies, pada tikus dan monyet  jauh lebih rentan daripada yang lain terhadap Aflatoxin B1. Aflatoxin B1 adalah kontaminan umum dalam berbagai makanan termasuk kacang tanah, tepung biji kapas, jagung, dan biji-bijian lainnya serta pakan ternak. Aflatoksin B1 sangat terlibat dalam karsinoma hepatoseluler (HCC) pada manusia. sedangkan pada hewan, Aflatoxin B1 juga telah terbukti bersifat mutagenik, teratogenik dan menyebabkan imunosupresi. 

Aflatoxin B1 dapat masuk pada manusia melalui kulit, paparan kulit terhadap aflatoxin dalam kondisi lingkungan tertentu dapat menyebabkan risiko kesehatan yang besar. Hati adalah organ yang paling rentan terhadap toksisitas Aflatoxin B1. Aflatoxin B1 banyak sekali ditemukan pada makanan terutama hasil pangan yang dikonsumsi manusia, oleh karena itu produsen-produsen makanan seringkali menyertakan pengujian Aflatoxin B1 untuk pengujian pangan. Beberapa metode yang biasanya digunakan untuk mengecek Aflatoxin B1 diantaranya kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), spektrometri massa, dan uji imunosorben terkait-enzim (ELISA).

PT. Indogen sebagai distributor ELISA Kit terpercaya memiliki lini produk ELISA Kit yang berkualitas dengan harga yang bersaing dan proses cepat. Berikut merupakan list ELISA kit Aflatoxin B1 dari merk Elabscience dan Cusabio. Selain merk tersebut juga dijual Aflatoxin B1 ELISA  kit dari merk Mybiosource, dijual kit Elisa Biovision, dijual kit Elisa Cortez Diagnostic.


Brand
Nomor Katalog
Deskripsi
Size
Elabscience
E-TO-E008
AFB1(Aflatoxin B1) ELISA Kit
96T
Cusabio
CSB-E14087
Aflatoxin B1(AFB1)ELISA kit
96T
MyBiosource
MBS280406
Aflatoxin B1 ELISA Kit
96T
Cortez
5120-8
Human Aflatoxin B1 ELISA Test Kit
96T
Biovision
K4208
Aflatoxin B1 (AFB1) ELISA Kit
96T

Kit ini menggunakan metode Competitive ELISA. Kit ini dapat mendeteksi Aflatoxin B1 dalam sampel, seperti biji-bijian, formula pakan, minyak nabati, dan lain-lain. Kit ini terdiri dari Microtiter plate ELISA, HRP conjugate, antibody working solution, reagen standar dan reagen tambahan lainnya. Microtiter plate dalam kit ini telah di coating dengan couple antigen. Selama reaksi, Aflatoxin B1 dalam sampel atau standar bereaksi dengan couple antigen pada fase padat untuk tempat antibodi anti-AFB1 kemudian HRP conjugate ditambahkan ke setiap microtiter plate dan TMB substrat ditambahkan untuk perubahan warna. Ada korelasi negatif antara nilai OD sampel dan konsentrasi AFB1. Konsentrasi AFB1 dalam sampel dapat dihitung dengan membandingkan OD sampel dengan kurva standar.

Spesifikasi Aflatoxin B1 ELISA Kit

Sensitivitas: 0,03 ppb (ng / mL)
Mode reaksi: 25 ℃, 30 menit ~ 15 menit
Batas deteksi: Gandum --- 0,15 ppb; Kulit jagung, dedak gandum --- 0,6 ppb; Minyak nabati, Kacang --- 0,6 ppb, Biskuit --- 0,3 ppb; Bir ---- 0,3 ppb; Anggur, Kecap, Cuka --- 0,15 ppb
Reaktivitas silang: Aflatoksin B1 (AFB1) --- 100%
Tingkat pemulihan sampel: Butir, kulit jagung, kulit gandum, minyak nabati --- 85 ± 15%; Kacang --- 82 ± 15%;
Biskuit --- 83% ± 15%; Bir --- 84% ± 15%;
Anggur, Kecap, Cuka --- 87% ± 15%

Referensi

Astawan, M 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Jakarta:Penebar Swadaya.
Kucukcakan, B dan Hayrulai-Musliu, Z. 2015. Challenging Role of Dietary Aflatoxin B1 Exposure and Hepatitis B Infection on Risk of Hepatocellular Carcinoma. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences. 3 (2): 363–9. 

McLean, M .1995. Cellular Interactions and Metabolism of Aflatoxin: An Update. Pharmacology & Therapeutics. 65 (2): 163–192.