WA 0813-8792-7402 | JUAL Human Zonulin ELISA kit
Zonulin yang dikenal juga sebagai prekursor haptoglobin adalah protein yang memodulasi permeabilitas antara sel-sel dinding saluran pencernaan. Zonulin Ditemukan pada tahun 2000 oleh Alessio Fasano dan timnya di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland. Sebagai analog mamalia dari zonula occludens toxin, Zonulin disekresikan oleh bakteri patogen Vibrio cholerae, zonulin telah terlibat dalam patogenesis penyakit celiac dan diabetes mellitus tipe 1. Zonulin dapat ditemukan di dalam sel-sel usus dan merupakan satu-satunya protein manusia yang ditemukan sejauh ini yang berperan dalam mengatur permeabilitas usus.
Zonulin berfungsi untuk mengatur dan mengontrol ukuran celah antara sel usus dan mengatur saluran nutrisi, ai dan sel yang masuk dan keluar dari usus. Gliadin (glikoprotein dalam gandum) mengaktifkan zonulin yang memberi sinyal pelepasan ekspresi genetik autoimunitas yang menyebabkan peningkatan permeabilitas usus terhadap makromolekul, Zonulin dikenal sebagai protein yang mengatur celah pori pada dinding usus. Faktor pemicu pelepasan zonulin adalah bakteri di usus dan gluten, dengan adanya zonulin sambungan dari rekatan antar sel-sel dinding usus yang biasanya menutup akan terbuka, hal ini akan menyebabkan inflamasi pada usus.
Usus kecil yang terpapar bakteri enterik dapat mengeluarkan zonulin Sekresi initapatnya di daerah luminal dari mukosa usus kecil yang terpapar bakteri, dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas usus bertepatan dengan pelepasan protein ZO-1 dari kompleks junctional ketat. Pembukaan jalur paraseluler yang digerakkan zonulin ini mungkin mewakili mekanisme defensif sehingga berkontribusi terhadap respon imun.
Zonulin dapat digunakan sebagai biomarker dari gangguan fungsi sawar usus untuk beberapa penyakit autoimun, neurodegeneratif, dan tumor. Zonulin juga dan dapat menjadi target terapi potensial untuk pengobatan kondisi-kondisi penyakit tersebut. Ditemukan bahwa orang-orang dengan sensitivitas gluten non celiac dan sindrom iritasi usus memiliki kadar zonulin darah yang lebih tinggi daripada orang normal, hal ini menunjukkan peran zonulin dalam proses perkembangan terjadinya sindrom usus bocor.
PT. Indogen sebagai distributor ELISA Kit terpercaya memiliki lini produk ELISA Kit yang berkualitas dengan harga yang bersaing dan proses cepat. Berikut merupakan list ELISA kit Zonulin merk Elabscience dan Cusabio. Selain merk tersebut juga dijual Zonulin ELISA kit dari merk Mybiosource, dijual kit Elisa Abcam, dijual kit Elisa Cloud Clone Corp dan dijual kit Elisa Alpco.
Spesifikasi untuk Human Zonulin ELISA Kit Elabscience
ELISA Kit tersebut bisa digunakan untuk sampel serum, plasma tissue homogenates, cell lysate dan cairan biologi lainnya
●Sensitivitas: 0.47 ng/mLL
●Detection Range:0.78-50 ng/mL
●Spesifisitas: Kit ini mengenali Human Zonulin dalam sampel. Tidak ada reaktivitas silang yang signifikan
●Repeatability: Koefisien variasi : <10%.
Kit ELISA ini menggunakan prinsip Sandwich-ELISA. Microwell plate ELISA yang disediakan dalam kit ini telah di coating sebelumnya dengan antibodi spesifik untuk Human Zonulin juga telah ditambahkan ke dalam microwell plate tersebut. Human Zonulin akan bergabung dengan antibodi spesifik kemudian Conjugate Avidin-Horseradish Peroxidase (HRP) ditambahkan berturut-turut ke setiap microwell plate dan diinkubasi.komponen yang tidak dibutuhkan dihilangkan dengan dicuci beberapa kali. Substrat ditambahkan ke setiap well, hanya well yang mengandung Human Zonulin, antibodi pendeteksi biotinylated dan konjugat Avidin-HRP yang akan berwarna biru. Reaksi enzim-substrat diakhiri dengan penambahan stop solution dan warnanya menjadi kuning. Optical Density (OD) diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 450 ± 2 nm. Nilai OD sebanding dengan konsentrasi Human Zonulin. Anda dapat menghitung konsentrasi Human Zonulin sampel dengan membandingkan OD sampel dengan kurva standar.
Cara Kerja
1. Tentukan sumuran untuk diluent standard, blank dan sampel. Tambahkan 100μL setiap diluent standard, blank dan sampel ke dalam sumuran yang sesuai. Tutup plate dengan sealer yang disediakan dalam kit. Inkubasi selama 90 menit pada 37 derajat Celcius. Catatan: cairan harus ditambahkan ke bagian bawah microwell plate ELISA dengan baik, hindari menyentuh dinding bagian dalam dan menyebabkan busa sebanyak mungkin.
2. Tuang cairan dari masing-masing sumur, jangan dicuci. Segera tambahkan 100 μL larutan Biotinylated Detection Ab untuk masing-masing sumuran. Tutup dengan plate sealer. Inkubasi selama 1 jam pada suhu 37 ° C.
3. Tuang larutan dari masing-masing sumuran, tambahkan 350μL wash buffer ke setiap sumuran. Rendam selama 1-2 menit dan aspirasi atau tuang larutan dari masing-masing sumuran dan tepuk kering di atas kertas penyerap. Ulangi langkah cuci ini 3 kali.
4. Tambahkan 100μL larutan HRP conjugate ke masing-masing sumuran. Tutup dengan plate sealer. Inkubasi selama 30 menit pada suhu 37 ° C.
5. Tuang larutan dari setiap sumur, ulangi proses pencucian sebanyak 5 kali seperti yang dilakukan pada langkah 3.
6. Tambahkan 90μL Reagen Substrat ke setiap sumuran. Tutup dengan plate sealer baru. Inkubasi selama sekitar 15 menit pada suhu 37 ° C. Lindungi plate dari cahaya.
7. Tambahkan 50μL Stop Solution ke masing-masing sumur..
8. Tentukan Optical Density (nilai OD) dari setiap sumuran sekaligus dengan microplate reader yang diatur ke panjang gelombang 450 nm.
Referensi
Fasano, A. 2011.Zonulin and its Regulation of Intestinal Barrier Function: the Biological Door to Inflammation, Autoimmunity, and Cancer. Physiol. Rev. 91 (1): 151–75.
Vanuytsel, T; et al. .2013). The role of Haptoglobin and its Related Protein, Zonulin, in Inflammatory Bowel Disease. Tissue Barriers. 1 (5): e27321.
Visser, J., Rozing, J et al. 2009. Tight Junctions, Intestinal Permeability, and Autoimmunity Celiac Disease and Type 1 Diabetes Paradigms. Annals of the New York Academy of Sciences. 1165: 195–205.
0 Komentar