WA 0813-8792-7402 | Convalescent Plasma
Penyakit COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, penyakit ini mengakibatkan pandemi coronavirus di tahun 2019 sampai 2020. Orang yang menderita penyakit COVID-19 akan mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas tetapi jarang ditemukan sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin. Saat ini belum ditemukan agen antivirus khusus yang memang ampuh sementara beberapa obat masih diteliti termasuk remdesivir dan lopinavir/ritonavir. Walau remdesivir dilaporkan memiliki efek potensial pada satu pasien COVID-19 dari Amerika Serikat, namun masih dilakukan uji coba terkontrol secara acak untuk menentukan keamanan dan kemanjurannya. Yang paling dibutuhkan sekarang adalah mencari alternatif pengobatan COVID-19 terutama untuk pasien yang mengalami gejala parah.
Terapi Convalescent Plasma (CP) merupakan terapi dimana pasien yang telah sembuh dari suatu penyakit tertentu diambil plasmanya kemudian plasma tersebut diberikan kepada pasien yang masih mengalami sakit yang sama dan diharapkan antibodi dari pasien yang telah sembuh dapat menangkal virus yang masih ada dalam pasien. Convalescent Plasma telah diterapkan pada pencegahan dan pengobatan banyak penyakit menular selama lebih dari satu abad. Dalam dua dekade terakhir terapi Convalescent Plasma berhasil digunakan dalam pengobatan pandemi H1N1, SARS, MERS dengan hasil yang baik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terapi Convalescent Plasma dapat menurunkan secara signifikan tingkat penyakit influenza dibandingkan dengan plasebo atau tanpa terapi tetapi tidak signifikan meningkatkan kelangsungan hidup pasien Ebola.
Adanya kesamaan karakteristik virologi dan klinis antara SARS, MERS dan COVID-19 maka terapi Convalescent Plasma ini diyakini dapat menjadi alternatif pengobatan untuk keselamatan pasien COVID-19. Pasien yang telah pulih dari COVID-19 dengan titer antibodi netralisasi yang tinggi dapat menjadi sumber donor Convalescent Plasma. Dalam penelitian Duan et al (2020), dari 10 kasus penderita COVID-19 dewasa yang parah menunjukkan bahwa satu dosis Convalescent Plasma (sekitar 200 mL) dapat diterima dengan baik oleh tubuh dan dapat mempertahankan antibodi penawar dalam konsentrasi yang tinggi. Gejala klinis kriteria paraklinikal meningkat dalam waktu 3 hari, dalam pemeriksaan radiologi menunjukkan peningkatan lung lesions dalam 7 hari.
The Food and Drug Administration (FDA) memaparkan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyumbangkan darah dalam tahap penelitian Convalescent Plasma. Darah yang akan disumbangkan harus diuji terlebih dahulu keamanannya dan melewati proses pemisahan sel-sel darah sehingga hanya menyisakan plasma dan antibodi yang akan diberikan kepada pasien. Diharapkan kedepannya penelitian Convalescent Plasma memberikan harapan meningkatnya peluang pemulihan pasien COVID-19 yang mengalami gejala parah dan mampu menghindarkan orang yang sehat menjadi terkena COVID-19.
Referensi
Duan, K et al. 2020. Effectiveness of Convalescent Plasma Therapy in Severe COVID-19 Patients. PNAS. 117 (17): 9490–9496.
0 Komentar