WA 0813-8792-7402 | JUAL Cortisol ELISA Kit
Cortisol adalah hormon steroid dari kelas glucocorticoid yang banyak diproduksi oleh kelenjar adrenal (di atas ginjal), terdapat pada jaringan lainnya namun dalam jumlah yang relatif sedikit. Cortisol memiliki fungsi diantaranya mengendalikan respons stres, kadar glukosa darah, respons inflamasi, dan tekanan darah. Stress respons yang dimaksud adalah tubuh memproses informasi yang menimbulkan stres dan menghasilkan respons tergantung pada tingkat ancamannya, informasi yang didapat tubuh dapat dari internal maupun eksternal. Cortisol dilepaskan dari korteks adrenal dan memungkinkan tubuh untuk terus waspada tinggi. Ketika ancaman berlalu, sistem saraf parasimpatis mengurangi respons sistem saraf simpatik.
Kadar glukosa darah mendukung jalur sistemik dan intraseluler utama. Adanya glukokortikoid, seperti cortisol dapat meningkatkan ketersediaan glukosa darah ke otak. Cortisol bekerja pada hati, otot, jaringan adiposa, dan pankreas. Di hati, kadar kortisol yang tinggi meningkatkan glukoneogenesis dan menurunkan sintesis glikogen. Glukoneogenesis adalah jalur metabolisme yang menghasilkan produksi glukosa. Ketika terdapat cortisol, sel-sel otot mengurangi pengambilan glukosa dan meningkatkan degradasi protein, prose ini merupakan proses dimana pembentukan kembali pasokan glukoneogenesis dengan asam amino glucogenic.
Pada jaringan adiposa, cortisol meningkatkan lipolisis. Lipolisis adalah proses katabolik yang menghasilkan pelepasan gliserol dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini dapat digunakan dalam oksidasi B dan sebagai sumber energi untuk sel-sel lain karena mereka terus menghasilkan glukosa. Cortisol bekerja pada pankreas untuk menurunkan insulin dan meningkatkan glukagon.
Cortisol dalam tubuh dapat mengalami kelebihan dan kekurangan, hal ini menyebabkan kondisi tubuh yang abnormal. Keadaan cortisol yang melebihi normalnya dapat menyebabkan Hypercortisolism. Hal tersebut dapat terjadi jika seseorang mengkonsumsi obat obatan steroid dalam waktu yang lama. Beberapa gejala umumnya adalah kenaikan berat badan di tubuh bagian atas dan wajah, timbunan lemak di antara tulang belikat, diabetes, hipertensi, hirsutisme pada wanita, kelelahan, dan osteoporosis. Sedangkan apabila cortisol jumlahnya dibawah normal dapat menyebabkan Addison disease (Hypocortisolism), dimana kekurangan cortisol ini diakibatkan adanya autoimun yaitu tubuh melawan sendiri sistem adrenalnya sehingga tidak mampu menghasilkan hormon cortisol ke seluruh tubuh.
PT. Indogen sebagai distributor ELISA Kit terpercaya memiliki lini produk ELISA Kit yang berkualitas dengan harga yang bersaing dan proses cepat. Berikut merupakan list Homocysteine ELISA kit merk Elabscience dan Cusabio. Selain merk tersebut juga dijual kit Elisa Homocysteine dari merk Mybiosource, dijual kit Elisa Abcam, dijual kit Elisa Cloud Clone Corp dan dijual kit Elisa Alpco.
Spesifikasi untuk Human Cortisol ELISA Kit Elabscience
ELISA Kit tersebut bisa digunakan untuk sampel serum, plasma tissue homogenates, cell lysate dan cairan biologi lainnya
●Sensitivitas: 2.92ng/mL
●Detection Range: 6.25-400ng/mL.
●Spesifisitas: Kit ini mengenali Human Cortisol dalam sampel. Tidak ada reaktivitas silang yang signifikan
●Repeatability: Koefisien variasi : <10%.
Kit ELISA ini menggunakan prinsip Sandwich-ELISA. Microwell plate ELISA yang disediakan dalam kit ini telah di coating sebelumnya dengan antibodi spesifik untuk Human Cortisol. Sampel (atau Standar) dan antibodi pendeteksi biotinilasi khusus untuk Human Cortisol juga telah ditambahkan ke dalam microwell plate tersebut. Human Cortisol akan bergabung dengan antibodi spesifik kemudian Conjugate Avidin-Horseradish Peroxidase (HRP) ditambahkan berturut-turut ke setiap microwell plate dan diinkubasi.komponen yang tidak dibutuhkan dihilangkan dengan dicuci beberapa kali. Substrat ditambahkan ke setiap well, hanya well yang mengandung Human Cortisol, antibodi pendeteksi biotinylated dan konjugat Avidin-HRP yang akan berwarna biru. Reaksi enzim-substrat diakhiri dengan penambahan stop solution dan warnanya menjadi kuning. Optical Density (OD) diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 450 ± 2 nm. Nilai OD sebanding dengan konsentrasi Human Cortisol. Anda dapat menghitung konsentrasi Human Cortisol sampel dengan membandingkan OD sampel dengan kurva standar.
Cara Kerja
1. Tentukan sumuran untuk diluent standard, blank dan sampel. Tambahkan 100μL setiap diluent standard, blank dan sampel ke dalam sumuran yang sesuai. Tutup plate dengan sealer yang disediakan dalam kit. Inkubasi selama 90 menit pada 37 derajat Celcius. Catatan: cairan harus ditambahkan ke bagian bawah microwell plate ELISA dengan baik, hindari menyentuh dinding bagian dalam dan menyebabkan busa sebanyak mungkin.
2. Tuang cairan dari masing-masing sumur, jangan dicuci. Segera tambahkan 100 μL larutan Biotinylated Detection Ab untuk masing-masing sumuran. Tutup dengan plate sealer. Inkubasi selama 1 jam pada suhu 37 ° C.
3. Tuang larutan dari masing-masing sumuran, tambahkan 350μL wash buffer ke setiap sumuran. Rendam selama 1-2 menit dan aspirasi atau tuang larutan dari masing-masing sumuran dan tepuk kering di atas kertas penyerap. Ulangi langkah cuci ini 3 kali.
4. Tambahkan 100μL larutan HRP conjugate ke masing-masing sumuran. Tutup dengan plate sealer. Inkubasi selama 30 menit pada suhu 37 ° C.
5. Tuang larutan dari setiap sumur, ulangi proses pencucian sebanyak 5 kali seperti yang dilakukan pada langkah 3.
6. Tambahkan 90μL Reagen Substrat ke setiap sumuran. Tutup dengan plate sealer baru. Inkubasi selama sekitar 15 menit pada suhu 37 ° C. Lindungi plate dari cahaya.
7. Tambahkan 50μL Stop Solution ke masing-masing sumur..
8. Tentukan Optical Density (nilai OD) dari setiap sumuran sekaligus dengan microplate reader yang diatur ke panjang gelombang 450 nm.
Referensi
Kuo, T et al. 2015. Regulation of Glucose Homeostasis by Glucocorticoids. In Wang JC, Harris C (eds.). Glucocorticoid Signaling: From Molecules to Mice to Man. Advances in Experimental Medicine and Biology. 872. Springer. pp. 99–126.
Taves, M. D.; Gomez-Sanchez, C. E. dan Soma, K. K. 2011. Extra-Adrenal Glucocorticoids and Mineralocorticoids: Evidence for Local Synthesis, Regulation, and Function. American Journal of Physiology. Endocrinology and Metabolism. 301 (1): E11-24.
0 Komentar